Apakah di dunia ini terdapat pekerjaan yang ideal?

Iqbal sugiharto
2 min readMay 16, 2024

--

Lama tidak bercerita he he..

Seperti biasa kadang menulis bisa menjadi solusi untuk aku yang susah ngungkapin unek-unek secara verbal/lisan ke orang lain. Selain kepercayaan sering menjadi penghianatan, aku emang bukan story teller yang cukup handal sih he he..

Hari ini banyak ketampar oleh realita yang ujung-ujungnya jadi pelajaranku buat selalu belajar dengan yang arghh bikin sakit hati dan mikir. Apakah keputusan ku terkait pekerjaan yang kulakukan ini udah membuat ku tetep bisa berkembang? Bermanfaat untuk banyak orang?

Jawabannya, sudah.

Namun aku melupakan satu hal yang penting, apakah ini membuatmu nyaman. Nyaman dari membuatmu gak bikin sakit fisik/batin dan terpenting apakah pekerjaan ini membuatmu jauh dari iman?

Fisik : kesehatan

Batin : kepercayaan

Ternyata dari kedua itu yang membuatku banyak belajar di hari ini. Seakan Allah SWT udah ngasih jalan,

*memang akunya yang gak peka, bal bal…

All out, selalu memberikan 200% energi untuk suatu pekerjaan, sudah. Bahkan waktu kerja pun sampai lupa untuk istirahat. Banyak apresiasi diluar lingkup pekerjaan, berbanding terbalik dilingkungan internal. Ibadah sering terlewat, iman makin kesini jadi rapot merah.

Dunia apa yang pengen ku cari? Apakah aku salah mengartikan pekerjaan? Apakah terlalu lugu untuk menjadi baik sehingga dimanfaatkan?

Tegas untuk mencintai diri sendiri, menjadikan prioritas pertama ternyata itu yang membuatku lupa. Karena berkorban sering tidak dihargai, ide menjadi bahan lelucon internal yang sering akhirnya menjadi ide yang solutif tapi sayang itu sudah terlambat.

Tetap bertahan? atau mencari tempat pembelajaran yang sekali lagi membuatmu nyaman bukan berarti tidak perlu berkorban, tempat dimana aku bisa belajar arti dari kehidupan, dengan memakai keilmuan yang telah aku pelajarin. Ilmu yang bisa bermanfaat untuk orang banyak.

--

--

Iqbal sugiharto

karena aku pelupa, tulisan bisa menjadi medium untuk selalu mengingatkan momen yang pernah kulalui